Halo Semua ? Apa kabarnya ? Semoga baik-baik saja ya ? yeah !. Kali ini saya akan memosting "Dua Hektar Sawah di Trono Longsor, Bentuk Cekungan Huruf U" yang saya dapat dari Suara Merdeka CyberNews. Ini beritanya : Sebanyak dua hektar lahan pertanian di Dusun Trono, Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang longsor. Lubang longsoran ini membentuk cekungan berbentuk huruf U dengan panjang ratusan meter dan kedalaman 125 meter. Dari pantauan Suara Merdeka CyberNews tanah longsor tersebut terjadi di sekitar Gunung Pengantin yang menghadap Kali Senowo. Disebut Gunung Pengantin karena ada dua bukit kembar yang tinggi menjulang.
Diduga longsoran tanah tersebut disebabkan adanya aliran banjir yang melewati jurang Sentet dan kemudian mengikis tanah di sekitar Gunung Pengantin. Jurang ini sebelumnya bukan aliran sungai, namun pascaerupsi 2010 berubah menjadi sungai baru.
"Dulu meski hujan deras tak ada air di jurang Sentet. Namun sekarang hujan kecil saja sudah banjir besar. Setelah kami lacak ke atas ternyata aliran lahar berasal dari kawasan hutan TNGM," kata Kepala Dusun Trono Sumini Adi di lokasi longsor.
Menurut Sumini longsor tersebut kemungkinan disebabkan getaran air hujan yang mengalir ke jurang tersebut. Apalagi di lokasi itu timbul air terjun berketinggian ratusan meter saat turun hujan. Kondisi tersebut diperparah dengan getaran yang disebabkan banjir lahar dingin di Sungai Senowo.
Peristiwa longsor itu sebetulnya sudah mulai terjadi sekitar awal tahun lalu. Namun, lama kelamaan bertambah lebar hingga beberapa hari lalu terjadi longsoran besar. Puluhan sawah milik penduduk ikut longsor.
Dari pendataan Pemdes Krinjing warga yang kehilangan sawah, di antaranya Parten, Parman, Pardi, Seneng, Marsin, Eri Yuwono, Mungsi, Saryanti, Suratin, Margu, Yoto, dan Sumatemin. Khusus Suratin bahkan harus kehilangan kandang sapi miliknya.
"Kandang sapi saya hilang padahal dulu jauh dari sungai. Untungnya begitu ada retakan di tanah dua ekor sapi saya sudah dipindahkan dengan menggunakan tali," kata Suratin ditemui di pinggir longsoran.
Sumini mengatakan, lebar tanah longsor mencapai 50 meter dan panjang ratusan meter. Menurut Sumini kedalaman tanah longsor sekitar 125 dan membentuk cekungan memanjang berbentuk huruf U. "Kami hanya bisa pasrah karena ini bencana alam," kata dia.
( MH Habib Shaleh / CN14 / JBSM )
Diduga longsoran tanah tersebut disebabkan adanya aliran banjir yang melewati jurang Sentet dan kemudian mengikis tanah di sekitar Gunung Pengantin. Jurang ini sebelumnya bukan aliran sungai, namun pascaerupsi 2010 berubah menjadi sungai baru.
"Dulu meski hujan deras tak ada air di jurang Sentet. Namun sekarang hujan kecil saja sudah banjir besar. Setelah kami lacak ke atas ternyata aliran lahar berasal dari kawasan hutan TNGM," kata Kepala Dusun Trono Sumini Adi di lokasi longsor.
Menurut Sumini longsor tersebut kemungkinan disebabkan getaran air hujan yang mengalir ke jurang tersebut. Apalagi di lokasi itu timbul air terjun berketinggian ratusan meter saat turun hujan. Kondisi tersebut diperparah dengan getaran yang disebabkan banjir lahar dingin di Sungai Senowo.
Peristiwa longsor itu sebetulnya sudah mulai terjadi sekitar awal tahun lalu. Namun, lama kelamaan bertambah lebar hingga beberapa hari lalu terjadi longsoran besar. Puluhan sawah milik penduduk ikut longsor.
Dari pendataan Pemdes Krinjing warga yang kehilangan sawah, di antaranya Parten, Parman, Pardi, Seneng, Marsin, Eri Yuwono, Mungsi, Saryanti, Suratin, Margu, Yoto, dan Sumatemin. Khusus Suratin bahkan harus kehilangan kandang sapi miliknya.
"Kandang sapi saya hilang padahal dulu jauh dari sungai. Untungnya begitu ada retakan di tanah dua ekor sapi saya sudah dipindahkan dengan menggunakan tali," kata Suratin ditemui di pinggir longsoran.
Sumini mengatakan, lebar tanah longsor mencapai 50 meter dan panjang ratusan meter. Menurut Sumini kedalaman tanah longsor sekitar 125 dan membentuk cekungan memanjang berbentuk huruf U. "Kami hanya bisa pasrah karena ini bencana alam," kata dia.
( MH Habib Shaleh / CN14 / JBSM )