(1193 – 1280)
Mengenai tahun lahir Albert von Bollstadt yang dikenal dengan nama “doctor universalis” dan “doctor magnus” dan kemudian Albertus Magnus (Albert the Great) ada 2 pendapat, ada yang mengatakan tahun 1193 dan ada yang mengatakan tahun 1207. Ia lahir di Lauingen yang terletak di tepi sungai Donau dari keluarga bangsawan dan mempunyai kepandaian yang luar biasa. Pada Universitas Padua ia belajar artes liberalis, ilmu-ilmu pengetahuan alam, kedokteran dan filsafat Aristoteles, belajar theology di Bologna dan masuk ordo Dominikan pada tahun 1223 yang mengirimkannya ke Koln untuk menjadi dosen dalam filsafat dan theology. Karena kemampuannya sangat menonjol ia dikirim ke Paris sebagai dosen. Pendengarnya begitu banyaknya, sehingga ia harus memberi kuliah di alam terbuka, karena tak ada ruangan yang cukup luas. Ia mengajar di Regensburg, Freiburg, Staatsburg, dan Hildesheim. Pada tahun 1260 ia diangkat menjadi uskup Regensburg. Untuk lebih memusatkan perhatiannya pada karya ilmiahnya, pada tahun 1262 ia minta berhenti dan hidup di Koln selama 20 tahun sampai meninggalnya.
Karya-karya Albertus Magnus diterbitkan pada tahun 1651 di Lyon dan terdiri atas 21 jilid. Sebuah di antaranya adalah komentar-komentar terhadap Aristoteles. Karena komentar-komentarnya terhadap filsafat Aristoteles ini ia merupakan pelopor yang membawa filsafat Aristoteles ke dalam agama Katolik. Ia menganjurkan adanya pemisahan antara agama dan filsafat. Agama berdasarkan wahyu dan filsafat berdasarkan akal, karena itu agama mengatasi akal manusia. Agama harus diperkuat dengan akal supaya : dapat dimengerti dengan lebih mendalam, supaya kepercayaan menjadi lebih berharga dan supaya dapat dipertahankan terhadap serangan-serangan orang yang tidak percaya. Maka dianjurkan agar filsafat sedapat mungkin menjadi abdi agama.
Mengenai Aristoteles. Albertus Magnus menyebutnya sebagai seseorang yang sempurna (perfect) dan ia sependapat denga Aristoteles mengenai manusia yang terdiri atas jiwa dan badan yang merupakan satu kesatuan. Jiwa mengatasi jasmani, maka jiwa itu abadi. Aristoteles mengatakan bahwa Tuhan itu aktus yang murni dan tidak ada potensia, maka Tuhan itu akan mengenal diriNya sendiri, jadi sempurna. Menurut Albertus Magnus makhluk adalah ciptaan Tuhan dan diciptakan tanpa bahan, creation exnihilo, seperti terdapat dalam Kitab Suci. Penciptaan ini bertingkat, tetapi ia tidak mengajarkan teori emanasi Neoplatonisme.
Filsafat moralnya berdasarkan pada 3 hal yaitu : kesetiaan, cinta dan harapan. Meskipun filsafat Albertus Magnus dapat dikatakan belum tuntas tetapi pendapatnya telah membuka jalan bagi ahli pikir sesudahnya terutama Thomas Aquinas.
Sumber : Buku Filsuf Filsuf Dunia oleh
Dra. Endang Daruni Asdi dan Drs.A. Husnan Aksa
Posting Komentar